Cleopatra bukanlah orang Mesir asli, melainkan keturunan dari dinasti Ptolemaios, sebuah keluarga kerajaan Yunani Makedonia. Dia adalah cicit dari Ptolemaios Soter, salah satu jenderal Aleksander Agung.
Nama Cleopatra berarti 'kemuliaan ayahnya' atau 'kemasyuran ayahnya' dalam bahasa Yunani. Dia adalah putri ketujuh dari garis keturunan dinasti Ptolemaios.
Cleopatra adalah anak inses, yaitu perkawinan antara saudara kandung. Banyak leluhur dan anggota keluarganya yang menikah dengan saudara atau sepupu mereka untuk menjaga kemurnian garis keturunan mereka. Cleopatra sendiri menikah dengan kedua saudara laki-lakinya, Ptolemaios XIII dan Ptolemaios XIV, yang masing-masing menjadi rekan penguasanya.
Kecantikan Cleopatra bukanlah aset terbesarnya, melainkan kecerdasan dan kharismanya. Dia dikenal sebagai wanita yang pandai berpidato, berdiplomasi, dan memimpin. Dia juga fasih berbicara dalam sembilan bahasa, termasuk bahasa Mesir kuno, yang jarang dipelajari oleh para penguasa Ptolemaios.
Cleopatra mahir dalam melihat peluang dan menjalin aliansi dengan kekuatan asing. Dia terlibat dalam hubungan asmara dengan dua pemimpin Romawi yang berpengaruh, yaitu Yulius Kaisar dan Markus Antonius. Dengan bantuan mereka, dia berhasil mengamankan tahtanya dari saingan-saingannya dan memperluas wilayah kekuasaannya.
Cleopatra memiliki andil dalam kematian tiga saudara kandungnya, yaitu dua suaminya (Ptolemaios XIII dan XIV) dan satu saudari perempuannya (Arsinoe IV). Dia menyingkirkan mereka untuk menghindari ancaman terhadap posisinya sebagai ratu Mesir.
Cleopatra berada di Roma pada saat pembunuhan Yulius Kaisar pada tahun empat puluh empat sebelum Masehi. Dia tinggal di vila milik Kaisar bersama putra mereka, Kaisarion. Setelah kematian Kaisar, dia kembali ke Mesir dan menjalin hubungan dengan Markus Antonius, salah satu penerus Kaisar.
Cleopatra dan Markus Antonius mendirikan 'drinking club' mereka sendiri yang disebut 'Inimitable Livers'. Mereka sering mengadakan pesta mewah dan minum-minuman di tengah perang sipil Romawi. Mereka juga menyamar sebagai budak atau rakyat jelata untuk menjelajahi kota Aleksandria.
Cleopatra memimpin armada dalam pertempuran laut melawan pasukan Oktavianus, penerus lainnya dari Yulius Kaisar, pada tahun tiga puluh satu sebelum Masehi. Pertempuran ini dikenal sebagai Pertempuran Actium, yang merupakan titik balik dalam sejarah Romawi. Sayangnya, Cleopatra dan Markus Antonius kalah dalam pertempuran ini dan melarikan diri ke Mesir.
Cleopatra mungkin tidak mati karena gigitan 'asp', yaitu seekor ular berbisa yang konon digunakan olehnya untuk bunuh diri setelah kematian Markus Antonius. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa dia mungkin menggunakan racun lain yang disuntikkan ke tubuhnya dengan jarum atau alat lain. Ada juga kemungkinan bahwa dia dibunuh oleh Oktavianus, yang ingin menangkapnya dan memamerkannya di Roma sebagai tawanan perang.
0 Comments